Abandon Ship Drill (July 2025)

Latihan Meninggalkan Kapal (Abandon Ship / Liferafts Drill) 03 July 2025 : Prosedur Vital untuk Keselamatan Jiwa di Laut

Di tengah lautan luas, di mana daratan terdekat bisa berjarak ratusan mil, kesiapan dalam menghadapi situasi darurat adalah hal yang mutlak. Keselamatan jiwa menjadi prioritas tertinggi, dan salah satu cara paling fundamental untuk memastikan hal ini adalah melalui latihan rutin dan terstruktur. Latihan Meninggalkan Kapal (Abandon Ship Drill) adalah prosedur krusial yang dilaksanakan secara rutin setiap bulan di kapal kami, untuk memastikan setiap kru familier dan sigap dengan perannya masing-masing ketika skenario terburuk terjadi.

Latihan ini bukan sekadar formalitas, melainkan simulasi mendalam yang dirancang untuk membangun memori otot dan koordinasi tim dalam tekanan. Berikut adalah rincian pelaksanaan latihan yang dilakukan baru-baru ini.

Simulasi Dimulai: Panggilan Darurat dari Anjungan
Tepat pada pukul 11:30, simulasi dimulai. Skenario diawali di anjungan, di mana Kapten, setelah melakukan observasi dan pertimbangan matang terhadap situasi genting (misalnya, kebakaran yang tidak terkendali, kebocoran parah, atau kandas), memutuskan bahwa kapal berada dalam bahaya dan kemungkinan tenggelam tidak dapat dihindari. Keputusan krusial untuk meninggalkan kapal telah dibuat.

Seketika, alarm darurat umum dibunyikan ke seluruh penjuru kapal. Sinyal yang khas ini terdiri dari tujuh (7) tiupan pendek diikuti oleh satu (1) tiupan panjang dari suling kapal, diperkuat dengan bunyi alarm bell yang berdering terus-menerus. Bagi setiap pelaut, sinyal ini adalah perintah yang tidak bisa ditawar: segera menuju stasiun kumpul (Muster Station).

Berkumpul di Muster Station
Mendengar alarm tersebut, seluruh kru tanpa terkecuali segera berhenti dari aktivitasnya. Dengan sigap, mereka mengambil jaket penolong (Life Jacket) yang telah tersedia di kabin masing-masing dan bergerak cepat menuju titik kumpul yang telah ditentukan, yaitu di Muster Station, Dek No. 2 (Boat Deck), yang berlokasi di area belakang kapal.

Di sana, Chief Officer (Mualim I) telah siaga dengan daftar kru (Crew List). Ia bertugas mencatat kehadiran setiap orang, memastikan tidak ada satu pun kru yang tertinggal. Setelah semua kru dipastikan berkumpul, Kapten secara resmi mengumumkan bahwa ini adalah perintah untuk meninggalkan kapal (Abandon Ship).

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Simulasi
Meskipun ini hanyalah latihan, setiap peran dijalankan dengan serius. Chief Officer memberikan arahan dan memastikan setiap tim memahami tugasnya:

  • Master (Kapten): Tetap berada di anjungan sebagai pusat komando. Tugas utamanya adalah mengirimkan sinyal marabahaya (distress signal) menggunakan semua peralatan GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) yang ada, meliputi aktivasi EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon), SART (Search and Rescue Transponder), dan melakukan panggilan darurat melalui Radio VHF.
  • Chief Officer (Mualim I): Bertindak sebagai komandan di dek. Ia memberikan arahan teknis tentang cara menurunkan rakit penolong (Liferaft) secara manual dan memastikan semua dokumen penting kapal, termasuk dokumen kargo, telah diamankan untuk dibawa.
  • Chief Engineer & 2nd Engineer: Bertindak sebagai koordinator teknis dalam proses peluncuran liferaft, memastikan semua prosedur mekanis berjalan lancar dan aman. Memastikan semua dokumen penting kapal, termasuk dokumen mesin, telah diamankan untuk dibawa.
  • Bosun & Kru Satu: Tim ini bertanggung jawab untuk melepas semua tali pengikat (lashing strap) dari keempat rakit penolong (2 liferaft tiup dan 2 rigid liferaft). Mereka harus memprioritaskan sisi kapal yang miring. Contohnya, jika kapal miring ke kanan (starboard), maka rakit penolong di sisi kanan harus didahulukan untuk diluncurkan. Kami hanya menggunakan Liferaft karena di kapal kami tidak ada Lifeboat dan juga Rescue Boat.
  • Kru Dua & Tiga: Bertugas menyiapkan akses evakuasi. Mereka melepas pengikat pada tangga embarkasi (embarkation ladder) dan menurunkannya ke air. Sama seperti tim liferaft, mereka memprioritaskan sisi yang sesuai dengan kemiringan kapal untuk memastikan evakuasi yang lebih aman.

Perintah Final dan Evaluasi Latihan

Setelah semua persiapan di dek selesai dan tim melaporkan kesiapannya, Kapten akan memberikan perintah akhir: perintah lisan untuk meninggalkan kapal (Verbal order by Master). Tentu saja, karena ini adalah simulasi, kru tidak benar-benar turun ke rakit penolong.

Latihan dinyatakan selesai pada pukul 12:30. Secara keseluruhan, drill dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan. Koordinasi antar tim berjalan dengan baik dan semua kru memahami perannya.

Catatan Koreksi: Meskipun berhasil, ada satu poin penting untuk perbaikan di masa depan, yaitu waktu berkumpul di Muster Station perlu dipercepat. Beberapa detik bisa menjadi penentu antara hidup dan mati dalam situasi nyata.

Terima kasih atas kerja sama seluruh kru. Latihan seperti ini adalah investasi terbaik untuk aset kita yang paling berharga: nyawa manusia. Selalu ingat,

Safety First!

Floating Footer Navbar