Emergency Steering Drill (July 2025)

Mengatasi Mimpi Buruk di Laut: Pentingnya Latihan Kemudi Darurat (Emergency Steering Drill)

Bayangkan Anda adalah seorang Kapten atau Perwira Jaga. Kapal Anda sedang berlayar melewati Selat Singapura, salah satu jalur pelayaran tersibuk dan paling kompleks di dunia. Tiba-tiba, anjungan melaporkan bahwa kemudi tidak merespons. Kapal Anda kini bergerak tanpa kendali arah di tengah lalu lintas padat. Ini bukan adegan film; ini adalah horor nyata yang bisa terjadi kapan saja dan menjadi mimpi buruk bagi setiap pelaut.

Tabel Latihan Kemudi Darurat yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2025 (Update 18-07-2025)

NoDateTimeRemarks
108-01-202508:00SIMULATION
207-04-202508:00SIMULATION
318-07-202512:00TABLE TOP
4

Dalam situasi genting seperti ini, kemampuan untuk beralih dan mengoperasikan sistem kemudi darurat adalah satu-satunya harapan untuk mencegah bencana. Bagaimana kita memastikan seluruh kru siap menghadapi skenario terburuk ini dengan maksimal tanpa ada kesalahan sedikit pun? Jawabannya hanya satu: latihan rutin dan realistis.

Apa Itu Kemudi Darurat (Emergency Steering)?
Sederhananya, kemudi darurat adalah sistem kemudi cadangan yang digunakan ketika sistem kemudi utama mengalami kegagalan. Kegagalan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kerusakan mekanis, masalah pada sistem hidrolik, atau kebocoran oli yang signifikan. Tujuannya adalah untuk memberikan kontrol minimal atas kemudi kapal, memungkinkan kapal untuk dinavigasikan ke lokasi yang aman, seperti area labuh jangkar terdekat, untuk perbaikan.

Di perairan seperti Selat Singapura, di mana peta laut dipenuhi dengan alur kabel bawah laut dan zona larangan berlabuh, opsi untuk “berhenti” dengan lego jangkar seringkali tidak tersedia. Mau tidak mau, kapal harus tetap bergerak terkendali menuju tempat yang aman. Di sinilah kesiapan mengoperasikan kemudi darurat menjadi pertaruhan antara keselamatan dan malapetaka.

Lebih dari Sekadar Prosedur: Membangun Kesiapan Tim
Di atas kapal kami, latihan kemudi darurat bukan sekadar formalitas untuk memenuhi catatan di Log Book. Kami percaya bahwa setiap latihan adalah investasi dalam keselamatan dan kompetensi. Meskipun peraturan mungkin hanya mewajibkan personel kunci, kami selalu menghadirkan seluruh kru, baik dari dek maupun mesin.

Mengapa? Karena kami percaya pada pembelajaran dan regenerasi. Seorang juru mudi atau oiler hari ini, dengan pengalaman dan pendidikan, bisa menjadi Perwira atau bahkan Kapten di masa depan. Memberikan mereka paparan langsung terhadap prosedur darurat seperti ini adalah pelajaran tak ternilai yang tidak akan mereka dapatkan hanya dari buku teks.

Studi Kasus: Simulasi Latihan Kemudi Darurat di Perairan Sibuk
Untuk memberikan gambaran nyata, berikut adalah kronologi latihan (drill) yang kami laksanakan baru-baru ini:

Skenario:

  • Waktu: 12:00 siang
  • Posisi Kapal: Berlayar dari Terminal Cleanseas (OSEP2) Sebarok menuju Eastern Holding Charlie (AEHC), sedang melintasi area Pulau Sakijang Bendera (Saint John) salah satu titik terpadat di alur pelayaran Singapura.
  • Masalah: Kemudi utama terasa “kurang makan” atau tidak normal.

Kronologi Latihan dan Tindakan yang Diambil:

  1. 12:00 – Kapten di anjungan merasakan respons kemudi yang lambat dan segera memberitahukan Chief Engineer (Kepala Kamar Mesin).
  2. 12:05 – Chief Engineer memeriksa Steering Gear Room (ruang mesin kemudi) dan mengidentifikasi masalah: terdapat kebocoran pada salah satu selang hidrolik. Ia menginformasikan kepada Kapten bahwa perbaikan diperkirakan memakan waktu 20 menit.
  3. 12:06 – Kapten menganalisis situasi. Kapal berada di alur pelayaran sibuk dan dilarang berlabuh karena banyaknya kabel bawah laut. Keputusan cepat diambil: mengaktifkan kemudi darurat.
  4. 12:07 – Kapten menginstruksikan Chief Engineer untuk segera memanggil kru mesin yang lain dan bersiap di ruang kemudi untuk pengoperasian manual.
  5. 12:08 – Di anjungan, Kapten memindahkan tuas kontrol dari kemudi utama (Main Steering) ke kemudi darurat (Emergency Steering).
  6. 12:09 – Kapten memerintahkan Chief Officer (Mualim I) untuk membuka komunikasi dua arah (menggunakan telepon atau radio) dengan tim di ruang kemudi. Chief Officer akan menyampaikan perintah haluan dari Kapten (misalnya, “Kiri 10” atau “Kanan 5”), dan tim mesin akan menggerakkan kemudi secara manual sesuai instruksi.
  7. 12:10 – Sebagai tindakan preventif, Kapten memberitahukan Singapore Port Control mengenai situasi tersebut (manuver terbatas karena menggunakan kemudi darurat) agar dapat diumumkan ke kapal-kapal lain di sekitar untuk menjaga jarak aman. Kantor pusat juga dihubungi untuk siaga, jika sewaktu-waktu bantuan Kapal Tunda (Tug Boat) diperlukan.
  8. 12:25 – Chief Engineer melaporkan dari ruang kemudi bahwa perbaikan selang hidrolik telah selesai dan sistem utama siap digunakan kembali.
  9. 12:27 – Setelah memastikan semuanya aman, Kapten memindahkan kembali tuas kontrol dari kemudi darurat ke kemudi utama. Fungsi kemudi normal dipastikan kembali.
  10. 12:30 – Latihan dinyatakan selesai dengan hasil yang sangat memuaskan. Seluruh prosedur dicatat secara rinci di dalam Log Book Kapal sebagai bukti pelaksanaan latihan sesuai jadwal.

Kesimpulan: Latihan Nyata adalah Kunci

Walaupun ini hanya sebuah latihan, setiap langkahnya dijalankan dengan keseriusan penuh. Kami tidak hanya berdiskusi atau mencatat di atas kertas, tetapi benar-benar menguji sistem kemudi darurat secara fisik. Latihan ini sekali lagi membuktikan bahwa:

  • Koordinasi antara tim anjungan (dek) dan tim kamar mesin (mesin) adalah vital.
  • Komunikasi yang jelas dan tenang di bawah tekanan adalah kunci keberhasilan.
  • Pengujian berkala memastikan peralatan darurat benar-benar berfungsi saat dibutuhkan, bukan hanya sekadar ada.

Terima kasih kepada seluruh kru atas kerja sama dan profesionalismenya dalam menyukseskan latihan ini. Melalui persiapan yang matang, kita mengubah potensi horor di lautan menjadi sebuah tantangan yang dapat dikelola dengan baik.

Floating Footer Navbar