Liburan di Pantai Mayangkara

Perayaan yang Tertunda di Tepian Mayangkara


Mentari siang itu di Pantai Mayangkara Kepuh Teluk menyambut kami dengan hangat, seolah ikut bahagia dengan reuni keluarga kecil kami. Debur ombak yang tenang dan hembusan angin laut seketika menghapus penat yang menumpuk berbulan-bulan. Rencana liburan ini sudah lama kami idamkan, namun kesibukan duniawi selalu saja menjadi alasan untuk menundanya. Akhirnya, hari ini tiba. Dengan menaiki sepeda motor kami berboncengan menuju Pantai Mayangkara.


Sesampainya di sana dengan sigap, kami mendirikan tenda di atas pasir putih yang lembut, yang langsung menjadi markas utama kami. Tawa riang keponakan-keponakanku Zira, Shebi dan Azza yang cantik, serta Saga yang lucu dan ganteng menjadi musik terindah siang itu. Mereka berlarian, bermain pasir, dan saling kejar dengan ombak kecil di bibir pantai. Melihat energi mereka yang seolah tak ada habisnya, membuat kami yang dewasa ikut tersenyum dan bersemangat.


Sementara anak-anak asyik bermain, Alek dan ABY menyiapkan pancing walau tidak ada satupun hasil tangkapannya hari itu, untungnya kami memang sengaja bawa bekal dari rumah hasil racikan Dhok yang memang selalu sesuai selera untuk membuat lidah kami bergoyang.
Puncak acara hari itu adalah saat kami menyalakan api untuk membakar ikan. Aroma khas ikan bakar yang berpadu dengan bumbu sederhana menguar di udara, membuat perut semakin keroncongan. Kami duduk melingkar di atas tikar, berbagi cerita dan tawa, sambil menikmati ikan bakar hasil racikan bumbu sendiri. Rasanya jauh lebih nikmat dari hidangan restoran mana pun.


Di tengah keriuhan itu, aku terdiam sejenak. Memandangi wajah-wajah bahagia di sekelilingku, ada sedikit rasa haru sekaligus sedih. Haru karena akhirnya kami bisa berkumpul, namun sedih karena kebahagiaan ini tidak sepenuhnya lengkap. Ada beberapa wajah yang kami rindukan yang tak bisa ikut serta kali ini.


Bagi keluarga kami, liburan seperti ini bukan hanya sekadar rekreasi untuk melepas jenuh. Ini adalah sebuah ritual, cara kami merayakan pencapaian. Entah itu acara ulang tahun, kenaikan pangkat di kantor, salah satu dari kami diterima kerja, atau ada keponakan kami yang mendapat peringkat bagus di sekolahnya, kami selalu merayakannya dengan kebersamaan seperti ini. Ini adalah cara kami untuk saling menghargai perjuangan dan berbagi kebahagiaan.


Saat senja mulai mewarnai langit dengan gradasi jingga, kami membereskan perlengkapan kami. Sebelum melanjutkan pulang ke rumah, kami juga menyempatkan diri berendam di Pemandian air panas yang terletak di Desa Kepuh untuk melepas letih dan berelaksasi sejenak dengan guyuran air hangat alami agar energi kami kembali pulih setelah seharian bergumul di indahnya pantai Mayangkara.

Rasa lelah di badan tak sebanding dengan senangnya rasa hati yang telah terkalibrasi dan ter-reset kembali dengan liburan bersama keluarga kecil ini. Perjalanan pulang diisi dengan obrolan ringan dan janji dalam hati: untuk perayaan berikutnya, kami akan berusaha berkumpul dengan formasi yang lengkap. Karena kebahagiaan sejati adalah saat kita bisa merayakannya bersama semua orang yang kita sayangi.

Floating Footer Navbar