Tambak Timur di Hatiku: Sebuah Coretan dari Pendatang yang Menemukan Cinta, Iman dan kebersamaan.
Saya adalah seorang pendatang dari Dusun Tanjung Ori. Garis takdir membawa saya pada sebuah perjalanan hidup yang tak pernah saya duga sebelumnya. Pada tahun 2005 silam, saya menikah dengan seorang wanita cantik dari Dusun Tambak Timur, dan sejak saat itulah, saya menetap dan menjadi bagian dari masyarakat yang luar biasa ini. Hampir dua dekade telah berlalu, dan izinkan saya berbagi sedikit coretan tentang dusun yang telah saya anggap sebagai rumah sendiri ini, sebuah tempat yang kaya akan nilai dan keunikan.
Satu hal yang pertama kali menyentuh hati saya saat tinggal di sini adalah keramahan penduduknya. Namun, di balik senyum dan sapa yang hangat, ada sebuah fondasi yang lebih dalam, yaitu ketaatan mereka pada ajaran agama.
Pilar Keimanan yang Kokoh
Kehidupan beragama di Tambak Timur bukanlah sekadar rutinitas, melainkan napas kehidupan. Di jantung dusun kami, berdiri megah Masjid Raudhatul Muttaqin. Masjid ini bukan hanya sebuah bangunan indah, tetapi merupakan pusat kegiatan spiritual yang tak pernah sepi. Gema syiar Islam selalu terdengar, bukan hanya saat panggilan salat lima waktu, tetapi juga dalam berbagai ibadah lainnya yang menyatukan warga.
Para pemudanya pun sangat aktif. Remaja masjid memiliki perkumpulan jamaah Yasinan Pedukuan yang terorganisir dengan baik. Untuk kaum laki-laki, setiap malam Selasa adalah jadwal rutin mereka untuk berkeliling dari rumah ke rumah warga yang mendapat giliran undian, melantunkan ayat-ayat suci Alquran bersama. Hal yang sama juga dilakukan oleh jamaah Yasinan kaum wanita, mempererat tali silaturahmi sambil meningkatkan keimanan.
Semangat kebersamaan ini memuncak pada hari-hari besar Islam. Saat Idul Fitri tiba, pada sore hari sebelum takbiran ada sebuah tradisi unik yang masih eksis sampai sekarang disebut “Amin-amin”, yakni barter bherkat atau souvenir antar tetangga dengan keunikannya tersendiri, juga ada tradisi “nyalam-nyalam”. Tepat satu hari setelah hari raya, para pemuda akan berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya untuk bersilaturahmi, memastikan tidak ada jengkal persaudaraan yang terlewat. Begitu pula saat Idul Adha, halaman masjid selalu diramaikan oleh warga yang berkurban, berbagi kebahagiaan dengan sesama. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga tak pernah absen, selalu dirayakan dengan khidmat dan penuh suka cita.
Semangat Juang di Arena Olahraga
Jika agama adalah jiwa dari Tambak Timur, maka olahraga adalah semangatnya. Dusun ini memiliki klub sepak bola kebanggaan bernama PORSET TAMBAK. Klub ini adalah gabungan dari talenta-talenta terbaik dari desa-desa sekitar Tambak dan sangat disegani oleh tim lawan di setiap pertandingan.
Di cabang bola voli, ada VORBAT yang tak kalah fenomenalnya. Antusiasme warga begitu besar hingga VORBAT pernah sukses mendatangkan pemain Proliga sekelas Dimas Saputra, yang kala itu berseragam LavAni Livin Mandiri. Meskipun pada turnamen terakhir kami harus puas di peringkat kedua, semangat para pemain dan pendukung tidak pernah surut dengan VORBAT MANIA nya. Untuk menjaga regenerasi, sering diadakan pertandingan voli antar-RT di Lapangan VORBAT. Ini adalah cara kami mencari bibit-bibit muda yang kelak akan menjadi tulang punggung tim di masa depan.

Gema Seni dan Budaya yang Mendunia
Tambak Timur tidak hanya hidup oleh iman dan olahraga, tetapi juga oleh seni. Kami bangga memiliki seorang budayawan besar, Bapak M. Natsir Abrari, yang dalam panggung seni lebih dikenal dengan nama “Sir Baidy Iskak”. Beliau adalah maestro yang menjaga api kebudayaan Bawean tetap menyala. Dedikasinya bahkan telah diakui hingga ke kancah internasional, di mana beliau beberapa kali diundang ke Singapura oleh Persatuan Bawean Singapura (PBS) untuk menampilkan atraksi kesenian Bawean, termasuk drama legendaris yang sangat menyentuh, “La Napak Ka Judhuna” dan “Dhinaju Bule” pada Acara Karameiyan tahun 2012 silam di Singapore Polytechnic.






Jantung Kepedulian dari Para Pelaut
Salah satu keunikan yang paling membuat saya salut adalah kepedulian sosial warganya, terutama yang dimotori oleh para pelaut kami. Mereka membentuk sebuah perkumpulan bernama “Seaman Community Tambak Timur”. Dengan niat tulus ikhlas Lillahi Ta’ala, perkumpulan ini secara rutin menggalang donasi untuk disalurkan kepada fakir miskin, anak-anak yatim piatu, serta warga yang sedang ditimpa musibah, baik sakit maupun kematian. Ini adalah bukti nyata bahwa meski jauh berlayar, hati dan kepedulian mereka tidak pernah jauh dari kampung halaman.
Banyak sekali sisi positif dan kelebihan dari Dusun Tambak Timur yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain di Pulau Bawean. Inilah potret sebuah komunitas yang hidup, yang saling menopang dalam keimanan, berjuang bersama dalam olahraga, melestarikan budaya, dan bergotong-royong dalam kepedulian.
Semoga apa yang dilakukan oleh warga masyarakat Tambak Timur ini bisa menjadi inspirasi bagi dusun-dusun lainnya. Jangan hanya melihat dari sisi negatifnya, tapi lihatlah sisi positif dari apa yang telah mereka bangun dan berikan untuk warganya.
Saya sebagai pendatang hanya bisa bilang, salut.
Sampai jumpa di coretan mendatang.